Rabu, 27 Januari 2016

RAHASIA NASIB DAN TAKDIR MANUSIA, APAKAH BISA BERUBAH ?


Benarkah nasib manusia sudah diciptakan sebelum lahir di muka bumi ini ? Kalau sudah, buat apa kerja ? Toh nasib sudah dijatah porsinya dan tak akan tertukar ? Apakah ini juga menjadi pemikiran Anda selama ini ?

Mari kita berdiskusi sebentar tentang fenomena antara nasib dan takdir manusia. Nasib sebenarnya bisa berubah. 

Namun Anda wajib tahu cara memposisikan sudut pandangan Anda, bukan dari sisi masa depan tapi masa lalu sampai masa sekarang. Masih bingung? Ok. Jika Anda berkeyakinan bahwa nasib sudah diciptakan jauh sebelum kita lahir, maka pertanyaan selanjutnya, dimanakah keadailan Tuhan Sang Pencipta bagi mahluk ciptaan-Nya ?


Nasib jelas bisa berubah, namun takdir tidak bisa. Nasib adalah kondisi sejak kita lahir hingga sekarang. Ini batasan tentang nasib. Apakah Anda bisa lebih baik dari sekarang menuju masa akan datang ? Jawabnya SANGAT BISA. 

Dalam kitab suci mengatakan, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kita sendiri yang merubahnya. Ini jelas, bahwa nasib bisa berubah, asal usaha keras dan berdoa.

Bagaimana dengan takdir ? 

Takdir adalah suatu ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah, namun sifatnya sangat rahasia. Tak seorang pun tahu takdirnya masing-masing. Namun kalau tentang nasibnya tentu bisa tahu.

Takdir adalah ketetapan dari Sang Pencipta. Sifatnya pasti. Apa misalnya ? Jenis kelamin, kita terlahir di keluarga kaya, sederhana atau miskin, waktu kelahiran, waktu jodoh, waktu dapat rejeki dan waktu ajal tiba. Itu adalah garis takdir. Bagaimana korelasinya dengan nasib ?


Sederhana sekali. Nasib adalah ruang yang sudah ditentukan kadar dan kapasitasnya. Ada yang dianugerahkan kapasitas besar, dan ada yang dianugerahkan kapasitas kecil. Ini soal kapasitas, potensi dasar. Jika kita mau mengoptimalkan maka bisa lebih maksimal. Penjelasan sederhananya begini deh. Nasib itu adalah api pada sumbu lilin, sementara takdir adalah panjangnya lilin yang sudah ditetapkan Pencipta.

Ada orang yang ditakdirkan umurnya panjang, bahkan sangat panjang ( diberi lilin panjang sekali ) namun ada juga yang diberi umur pendek atau sedang ( ukuran lilin standar atau pendek). Bagaimana dengan bunuh diri ? 

Kasus bunuh diri menurut saya, sebenarnya dia masih ada jatah hidup ( lilin masih bisa terus menyala) namun sengaja dimatikan apinya. Dan ini nasib bukan takdir orang itu. Apakah sudah cukup jelas ? Inilah bedanya antara nasib dan takdir. Nasib bisa berubah, asal ada usaha dan doa. Sementara takdir tidak bisa, karena sudah menjadi ketetapan Allah.


Maut, jodoh dan rejeki adalah takdir, bukan nasib. Buktinya ketiga faktor itu kitab tak bisa kendalikan secara 100 % ? Kalau dipaksakan ya bisa, tapi itu wilayah nasib bukan takdir yang kita bicarakan ini.

Apa contoh maut yang dipaksakan ? Bunuh diri. Apa rejeki yang dipaksakan ? Merampok, mencuri dan tindak criminal lainnya. Dan apa jodoh yang dipaksakan ? Salah satunya nikah paksa ( memaksa orang untuk menikahi Anda). 


Nanti kita akan membahas tentang korelasi antara JODOH, REJEKI DAN MAUT. Salam sukses.